Setiap tahunnya pada tanggal 8 Maret, International Women’s Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional diperingati oleh seluruh dunia sebagai perayaan pergerakkan perempuan di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Pada tahun 2021, SCORA dan SCORP CIMSA berkolaborasi mengadakan selebrasi sekaligus kampanye IWD 2021 dengan mengangkat tema besar Rape Culture. Tujuannya, yaitu  untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman, serta menyebarkan kesadaran masyarakat umum terkait definisi, bentuk, pencegahan, dan pengambilan aksi terhadap rape culture khususnya di Indonesia.

Dalam rangka memperingati IWD 2021, SCORA dan SCORP CIMSA FK UNS mengadakan rangkaian aktivitas berjudul SPEAK UP (Stop The Silence, Bring The Issue Up). Rangkaian acara yang dilakukan antara lain pre-activity training, air campaign, webinar, POCI (Podcast CIMSA FK UNS), dan Instagram live. Pada pre-activity training, training dibawakan oleh PETRA dan HRT dengan materi mengenai rape culture dan gender based violence. Setelah training, volunteer diminta untuk melakukan air campaign yang terdiri dari pertanyaan tentang tema aktivitas beserta pembahasannya, challenge, dan poster publik. Selain itu,  terdapat webinar tentang rape culture yang mengundang Hollaback Jakarta dan Komnas Perempuan sebagai pembicara. Materi yang dibahas dalam webinar, yaitu seputar rape culture secara umum serta regulasi yang berkaitan dengan isu rape culture. Berikutnya, untuk menyemarakkan perayaan International Women’s Day ini CIMSA FK UNS juga membuat podcast bernama POCI yang dilakukan bersama dengan alumni yang bergerak di bidang mediko legal serta moderator dari @fiestaradio, membahas tentang “rape culture in law perspective”. Fitur live dalam platform Instagram juga turut dimanfaatkan dalam mengkampanyekan IWD 2021 dengan mengundang pembicara dari safenet dan perEMPUan – partner eksternal yang bergerak di bidang feminisme. Terakhir, acara SPEAK UP CIMSA FK UNS ditutup dengan video social experiment. Video social experiment yang menggunakan platform OMEGLE.COM ini secara garis besar dilakukan dengan mewawancarai masyarakat tentang rape culture (dilakukan sebelum pelaksanaan rangkaian acara SPEAK UP) dan di akhir video ditambahkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan saat social experiment. Urgensi dari pembuatan video ini adalah untuk mengetahui secara nyata respon masyarakat mengenai Rape Culture.