Skip to content

RAMEN - WMHD 2020

SCOPH CIMSA FK UNS

Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis, dan sosial dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang.

Definisi gangguan jiwa atau mental illnes menurut ahli adalah keadaan dimana seseorang mengalami kesultan mengenai persepsinya tentang kehidupan, hubungan dengan orang lain, dan sikapnya terhadap dirinya sendiri. Sementara itu, menurut UU RI NO.18 Tahun 2014 menjelaskan bahwa Gangguan jiwa adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia. 

Data Riskesdas pada tahun 2013 menunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. (Riskesdas, 2013)

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan.  Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia.

Anjuran penerapan physical distancing dan PSBB pun menimbulkan beberapa dampak, seperti ditutupnya berbagai fasilitas umum. Hal ini membuat pekerja harus menerapkan work from home (WFH) dan pelajar/mahasiswa mengikuti kegiatan belajar mengajar jarak jauh (PJJ) dengan metode e-learning. Perubahan 

yang terjadi secara tiba-tiba ini, dapat berdampak pada kesehatan pekerja, pelajar dan mahasiswa, baik secara fisik maupun mental. Dampak kesehatan yang dapat terjadi karena ada perubahan metode pembelajaran langsung menjadi PJJ adalah stres. Kondisi ketika seseorang merasa begitu tertekan yang mungkin terjadi akibat beban kerja berat atau berlebihan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, dapat diketahui bahwa stres, baik secara mental dan fisik, banyak terjadi pada masyarakat usia produktif, termasuk mahasiswa. Kemudian, dapat diketahui juga bahwa faktor-faktor akademik, seperti fasilitas pembelajaran yang kurang memadai, kesulitan dalam belajar untuk jangka waktu lama, terlalu banyak tugas dan beban akademik, dapat menyebabkan stres pada mahasiswa. 

Dari 250 responden yang merupakan mahasiswa UNS (dari seluruh fakultas) dimana diantaranya 82,8% perempuan dan 17,2 laki-laki. Berkisar dalam dalam rentang usua 18-21 tahun, 40% diantaranya 18 tahun 31,2% 19 tahun. Dari 10 pertanyaan, 2 diantaranya didapatkan mahasiwa merasa terisolasi (kurang kontak dengan orang lain) selama Pandemi Covid sebanyak 52,4%. Dan mahasiswa merasa gelisah dan cemas sebanyak 46%. (Sumber: Hasil kuesioner “WMHD RAMEN 2020” yang telah divalidasi oleh RSD pada tanggal 11/11/2020). 

Dari data-data di atas SCOPH CIMSA FK UNS melakukan edukasi terhadap mahasiswa-mahasiswa mengenai mental health melalui webinar RAMEN (Raising Awareness of Mental Health) sebagai bentuk selebrasi World Mental Health Day (WMHD) 2021 dengan media Zoom Meeting. Webinar pada hari pertama diisi oleh 3 pembicara yaitu Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang membahas mengenai “Mental Wellbeing In The Time Of COVID-19 and The Distribution Of Mental Health Cases In Central Java”, Mental Health Survivor (Into The Light) yang membahas mengenai “How You Feel Inside and Get Started to Know Yourself Better”, dan pembicara ketiga adalah psikiater yang membahas mengenai “How To Manage Stress and Anxiety During COVID-19 Outbreak”. Pelaksanaan project hari kedua diisi oleh Art Therapist. Peserta akan mengikuti training mengenai salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk healing. Dengan arahan dari art therapist, semua peserta menggambar apapun yang ada dipikirannya ke dalam suatu kertas yang harapannya dapat dijadikan media perantara mengeluarkan isi hati dan pikiran.

 

Tags: